BAB I
PENDAHULUAN
Kata akhlaq merupakan bentuk dari kata khuluq dalam bahasa arab mempunyai
asal kata yang sama dengan yang khalik (Pencipta, Allah) dan makhluk, semuanya
itu berasal dari kata khalaqa (menciptakan). Dengan demikian kata khuluq dan
akhlaq tidak hanya mengacu kepada penciptaan atau kejadian manusia melainkan mengacu
juga pada konsep penciptaan alam semesta sbagai makhluk.
Dari pengertian etimologis (bahasa) akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesame manusia dengan tuhan dan alam semesta.
Selain itu di dalam kata akhlaq mencakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak khalik dengan perilaku makhluk. Artinya tata
perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya disebut mengandung
nilai akhlak, manakala tindakan atau perilaku tersebut didasakan kepada
kehendak Allah SWT, karena itu sesuai dengan tuntunan akhlak, segala motivasi
tindakan (niat) harus mengacu kepada semangat taqwa kepada Allah (Taqwallah).
Karena akhlak berpusat pada taqwa, sedangkan taqwa merupakan asas yang
kokoh dan tidak akan pernah berubah lantaran kehendak hawa nafsu, maka akhlak
islamiah mempunyai cirri khusus yang membedakannya dari akhlak ciptaan manusia.
Cirri tersebut adalah :
- Kebajikan yang mutlak
Akhlak yang menjamin adanya kebajikan yang mutlak, karena islam telah
menciptakan akhlakulkarimah, baik untuk individu maupun bagi masyarakat
disetiap lingkungan dalam setiap kondisi serta waktu.
- Kebaikan yang menyeluruh
Norma-norma yang diajarkan oleh akhlak sangat mudah untuk dimengerti dan
tidak mengandung kesulitan atau kesukaran, artinya kebaikan yang diajarkan tidak
memberatkan dan sesuai dengan kadar dan kemampuan manusia yang bersifat menyeluruh tanpa membedakan ras
dan kebangsaan.
- Kemantapan
Nilai kebajikan yang diajarkan oleh akhlak bersifat mutlak dan
menyeluruh, juga bersifat permanen, langgeng (tetap dan mantap). Karena akhlak
diciptakan oleh Alah SWT yang selalu memelihara kebaikan yang mutlak universal
serta langgeng. Hal ini berbeda dengan aturan akhlak ciptaan manusia yang
bersifat nisbi (sementara), dan tidak bersih dari kepentingan individu maupun
golongan. Akhlak ciptaan manusia selalu berubah dan tidak selalu sesuai dengan
kepentingan masyarakat.
- Kewajiban yang wajib ditaati
Akhlak Islamiyah bersumber dari akidah serta syariat islam yang wajib
ditaati. Ia mempunyai daya kekuatan mengikat yang tinggi, menguasai semua
perilaku manusia, lahir maupun batin dan di dalam keadaan suka maupun duka.
Kepatuhan dan ketaqwaan kepada Allah mendorong untuk tetap setia kepada
ajaran-ajarannya, sekaligus menjadi motivator (pendorong) untuk berbuat
kebajikan dan meninggalkan segala bentuk kedzaliman.
- Pengawasan menyeluruh
Taqwa kepada
Allah y ang menjadi sumber utama akhlak merupakan pengawas (kontrol) bagi hati
nurani dan akal sehat. Islam menghargai hati nurani yang didasarkan oleh iman,
islam dan ihsan, bahkan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan berbagai ikhtiar
(usaha) dan ketetapan hukum.
1.2.
Tujuan
Dengan disusunnya makalah akhlak ini, diharapkan penyusun memiliki akhlak
yang mulia yang sesuai dengan ajaran agama islam yang bersumber dari al-quran
dan sunah rasul.
BAB II
ISI
2.1
Pengertian
Akhlakulkarimah
Akhlak terpuji
adalah suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan
tuhan dan alam semesta.
2.2
Macam-macam
Akhlakulkarimah
2.2.1
Khusnudzhan
kepada Allah
Khusnudzhan kepada Allah adalah kita memiliki keyakinan yang kuat bahwa
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang senantiasa berbuat dan
menentukan yang terbaik untuk kehidupan manusia.
Hikmah yang dapat kita ambil dari husnudzhan kepada Allah, yaitu :
a)
Banyak bersyukur kepada Allah
Tulisan arab
b)
Selalu beribadah kepada Allah
a
c)
Tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun
d)
Mencintai Allah SWT dengan cara mencintai perintah-perintah-Nya
dan membenci perbuatan yang dilarang-Nya.
e)
Ridho dan ikhlas terhadap qadha dan qadar Allah.
f)
Mentaati, takut dan bertaqwa kepada Allah SWT.
g)
Bertaubat kepada Allah
h)
Selalu mencari keridhaan Allah SWT
i)
Selalu memohon dan berdoa kepada Allah
j)
Meniru sifat-sifat Allah, meneladani asmaul husna yang
diterapkan dalam kehidupan
Husnudzhan terhadap sesama manusia yaitu memiliki sifat berprasangka baik
terhadap sesama manusia dan jangan memiliki prasangka buruk terhadpa manusia.
2.2.2
Qana’ah
Qana’ah dalam kacamata ilmu akhlak memiliki arti menerima segala naugerah
yang diberikan Allah SWT serta bersabar atas ketentuannya besar dan tidak
meninggalkan usaha dan ikhtiar lahiriyah.
Orang mempunyai sifat qana’ah akan memiliki pendirian apa yang diperoleh atau
apa yang ada pada dirinya adalah sesuai dengan Qadar ketentuan Allah SWT
sebagai firman-Nya.
Orang-orang yang bersifat qana’ah ialah mereka yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a.
Ia menerima anugerah yang diberikan Allah SWT dan sabar
atas ketentuan (ujian, cobaan) yang menimpanya.
b.
Ia meminta tambahan yang layak, berusaha dan tawakal.
c.
Hatinya tidak tertarik (terpedaya) dengan kekayaan
duniawi.
2.2.3
Ikhlas
Ikhlas adalah mengerjakan sesuatu perbuatan yang baik tanpa pamrih
kecuali hanya karena Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Allah SWT berfirman :
Beramal dengan ikhlas akan menjadikan seseorang bekerja dengan jujur, disiplin
dan tanggung jawab, serta sanggup berkorban dalam melaksanakan tugas pekerjaan
tersebut.
2.2.4
Sabar
Sabar artinya tahan uji, tahan menderita, menerima apa yang diberikan
Allah baik yang berupa nikmat maupun berupa penderitaan.
Orang yang sabar adlaah orang yang memiliki keteguhan dan ketabahan hati
dalam usaha mencapai cita-cita. Pantang menyerah terhadap segala rintangan yang
menghadangnya dan selalu sabar bahwa setiap cita-cita luhur memerlukan
kesabaran (ketabahan). Sabar bukan berarti menyerah ketika mengalami kegagalan tanpa
usaha yang maksimal. Akan tetapi ulet dan tahan banting di dalam menghadapi segala
rintangan.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
2.2.5
Istiqomah
Dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah adalah kata “taat asas”,
yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu keyakinan oleh sebab itulah orang
yang istiqomah dikatakan juga sebagai orang yang taat asas.
Orang yang berlaku istiqomah disebut juga orang yang mempunyai resiko
yang tidak kecil seperti mendapat celaan. Dalam hal ini orang yang istiqomah
tidak pernah ragu, walalupun ia menghadapi kesulitan dalam perjuangannya.
2.2.6
Tasammuh
Dalam bahasa Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan dengan tenggang
rasa, lapang dada atau toleransi. Oleh karena itu orang yang bersifat tasammuh
berarti memiliki kelapangan dada, menghormati orang yang berpendapat atau
berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berfikir dan orang berkeyakinan
lain.
2.2.7
Ikhtiar
(Kerja Keras)
Untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, manusia dituntut untuk berjuang
baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok (kolektif). Tuntutan
tersebut berdasarkan fitrah (naluri) kemanusiaan yang tumbuh karena adanya hidayah
dari Allah sesuai asas penciptaan-Nya. Sebagai mana Firman Allah SWT :
2.2.8
Berdoa
Yaitu memohon kepada Allah, agar segala yang telah kita lakukan ada dalam
ridha Allah SWT dan diqobulkan oleh Allah SWT. Firman Allah :
BAB III
PENUTUP
Pengertian akhlakul karimah ialah akhlak yang terpuji baik yang langsung
terhadap Allah dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah, dan
melaksanakan hubungan yang baik terhadap sesama manusia yang meliputi antara
lain :
1.
Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas
2.
Qana’ah yaitu menerima segala pemberian Allah SWT
3.
Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik
hanya karena Alllah SWT.
4.
Sabar yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa
nikmat maupun berupa cobaan.
5.
Istiqomah yaitu teguh pendirian terhadap keyakinannya.
6.
Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang
dada, dan memiliki sifat toleransi.
7.
Ikhtiar yaitu berusaha atau kerja keras untuk mencapai
tujuan
8.
Berdoa yaitu memohon kepada Allah
DAFTAR PUSTAKA
Yakub U.M Drs, dkk, 2006, Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X;
MGMP; PAI Kab Kuningan.
Hasanuddin H.A Drs, 2006, Aqidah Akhlak, Bandung
Rosda Karya.
Bandung
MAKALAH
AKHLAKUL KARIMAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Diklat
mata kuliah PAI SLTA I
Diklat Sertifikasi Guru Agama Dalam Jabatan
Disusun oleh :
Nama : ...
No Peserta : ....
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya.Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.Sholawat serta salam semoga tetep tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Adapun penyusunan makalah ini tidak lain untuk memenuhi tugas yang diberikan Tim Asesor Sertifikasi Guru Agama dalam jabatan, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Tim Asesor yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam pembuatan laporan ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan lebih cepat.
Tidak ada gading yang tidak retak, oleh karena itu dalam penyusunan laporan ini kami dapat menyadari tentunya masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, maka kami semua pihak penulis mengharapkan sumbang saran yang konstruktif demi sempurnanya penyusunan makalah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar